Jember, korannasional.id - Dinas Kesehatan Jember, mendata sebanyak lima dapur sehat penyedia makan bergizi gratis (MBG) belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Jumlah tersebut dari sepuluh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Jember yang telah beroperasi mengirim MBG kepada anak sekolah.
"Kalau yang kemarin masih lima yang sudah ada izin semuanya," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Jember Ahmad Helmi Lukman, Selasa (30/9/2025).
Meski masih belum lengkap dokumen izinnya, dia mengatakan 10 dapur sehat di Jember semuanya tetap boleh melayani pemenuhan MBG di lembaga pendidikan.
"Air yang digunakan di tiap SPPG harus layak pakai dan mengalir sebagai bagian dari syarat keluarnya SLHS. Maka untuk yang masih belum (punya sertifikasi) kami upayakan," imbuh Helmi.
Namun, Hemi mengaku tidak hafal SPPG mana saja yang belum kantongi SLHS, sebab hal itu masih perlu melihat datanya dulu.
"Tidak hafal di SPPG mana saja yang belum punya sertifikasi SLHS," tambahnya.
Sebatas informasi, 10 dapur sehat di Jember yang beroperasi di antaranya tersebar di Kecamatan Patrang, Bintoro, Kaliwates, Gumukmas, Sukowono, Silo, dua di Kecamatan Semboro, dan terbaru Tempurejo.
Masing-masing SPPG itu kapasitas penyediaan MBG bervariasi, mulai dari 3.000 sampai 4.000 porsi tiap harinya.
Sementara, Bupati Jember Muhammad Fawait mengaku, telah membentuk satuan gugus tugas (satgas) khusus, untuk mengantisipasi adanya keracunan siswa usai santap MBG.
"Insyaallah satgasnya tahun ini termasuk dari Dinas Kesehatan dan beberapa OPD lainnya untuk membantu pengawasan-pengawasan," tanggapnya.
Dia mengatakan, targetnya kabupaten Jember adalah membangun 220 dapur sehat untuk MBG. Dia pastikan jumlah itu akan tercapai pada akhir tahun ini.
