Notification

×

Tag Terpopuler

TNI Respon Protes Warga Soal Penggunaan Strobo dan Sirene ‘Tot Tot Wuk Wuk’

Minggu, 21 September 2025 | September 21, 2025 WIB Last Updated 2025-09-22T06:02:25Z

Jakarta, korannasional.id - Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Mayjen Yusri Nuryanto mengakui bahwa penggunaan strobo dan sirene 'tot tot wuk wuk' yang sering terdengar di jalan raya sangat mengganggu dan dapat memicu emosi pengendara lainnya.  

Menurut Yusri, TNI akan segera menertibkan penggunaan alat pengingat tersebut di internal TNI.  

"Kami sudah menyampaikan pada masing-masing Danpuspom angkatan untuk menertibkan itu, terutama suara ini. Kadang-kadang cukup mengganggu dan memancing emosi. Kita akan menertibkan itu," ujar Yusri di Monumen Nasional, Jakarta, Senin (22/9/2025).

Aturan Penggunaan Strobo Berdasarkan Undang-Undang 
Yusri mengingatkan bahwa penggunaan strobo dan sirene diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas.  

Berdasarkan undang-undang tersebut, strobo hanya boleh digunakan oleh ambulans, mobil pemadam kebakaran, kendaraan jenazah, dan kendaraan pengawal yang sah.

"Jadi kemarin juga Bapak Panglima sudah memberikan statement. Bapak Panglima sendiri tidak menggunakan itu, jadi mari kita contoh. Kita sesuai dengan aturan saja ya. Biar lebih enak," tambah Yusri.

Tanggapan Anggota DPR Terkait Penggunaan Strobo  
Anggota Komisi III DPR Fraksi Golkar, Soedeson Tandra, menyentil pejabat yang menggunakan strobo dan sirene untuk mempercepat perjalanan mereka.  

Soedeson menekankan pentingnya prinsip kesetaraan di jalan raya dan meminta agar pejabat tidak merasa memiliki hak istimewa. 

“Pertanyaannya, apakah pejabat perlu cepat, lalu masyarakat tidak? Kalau ingin cepat, ya berangkat lebih awal. Jangan ‘wuk wuk wuk’ begitu. Itu bukan hanya melukai perasaan rakyat, tapi juga menunjukkan seolah-olah pejabat punya hak istimewa,” ujar Soedeson, Minggu (21/9/2025).

Potensi Bahaya Penggunaan Strobo dan Sirene yang Tidak Tepat 
Soedeson juga menyoroti potensi bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan strobo dan sirene yang tidak semestinya.  

"Penggunaan seperti itu seringkali diikuti manuver berbahaya, seperti zig-zag di jalan. Itu bisa menimbulkan kecelakaan," ujar Soedeson. 

Ia mengimbau agar penggunaan strobo dan sirene dibatasi hanya untuk pejabat tertentu, seperti Presiden atau tamu negara.

Pejabat Biasa Tak Perlu Strobo  
Soedeson mengungkapkan bahwa dirinya lebih memilih untuk datang lebih awal saat menghadiri acara penting daripada meminta prioritas di jalan. 

"Saya tidak pernah menggunakan kayak begitu-begitu. Kalau acaranya saya melihat bahwa acaranya itu macet, saya datang lebih awal saja ke sana," ujarnya. 

Menurutnya, kebiasaan menggunakan strobo dan sirene untuk pejabat selain presiden atau tamu negara tidak perlu dilakukan. (Shevy)



×
Berita Terbaru Update