Sidoarjo, korannasional.id - Jembatan di Desa Tambakcemandi, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur tiba-tiba ambrol. Akses utama warga ke area tambak dan sejumlah wisata pemancingan di wilayah itupun terputus total.
Warga harus melewati jalan alternatif, tapi lokasinya jauh dan hanya jalan kecil. Untuk kendaraan roda empat, sulit melewati jalur alternatif itu. Warga pun berharap pemerintah segera mengambil tindakan atas peristiwa ini.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dinas PUBMSDA Dwi Eko Saptono mengatakan bahwa Pemkab Sidoarjo bakal segera membangun kembali jembatan yang ambrol tersebut.
Baca juga: Masih Ada 31 Kantong Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Proses Identifikasi
“Jembatan itu akan kita rekonstruksi agar bisa kembali normal dan bisa dilewati kendaraan lagi. Setidaknya sekira 10 hari ke depan,” kata Dwi Eko, Rabu (8/10/2025).
Menurutnya sekarang ini masih proses persiapan administrasi kontrak untuk pengerjaan proyek pembangunan jembatan di Dusun Gisik Kidul tersebut. Selanjutnya bisa segera diproses pengerjaannya.
Jembatan penghubung utama di wilayah tersebut ambrol pada Senin (6/10/2025) lalu.
Tidak sampai ada korban dalam peristiwa ini. Pas jembatan ambrol juga tidak ada warga yang melintas.
Kasianto, Ketua RW Dusun Gisik Kidul, mengatakan bahwa jembatan itu merupakan satu-satunya akses warga maupun wisatawan menuju area tambak wisata di sisi timur desa.
Di kawasan tersebut terdapat lebih dari sepuluh pelaku UMKM yang mengelola warung bakaran dan usaha cabut duri ikan. Untungnya pas ambrol tidak ada orang lewat.
Untuk sementara, warga masih bisa melintas menggunakan jembatan darurat dari kayu di sisi utara sungai Tambak Cemandi. Namun, jembatan itu hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.
“Untuk mobil atau kendaraan roda empat tiga bisa lewat di sana, karena jembatannya kecil dan dari kayu,” kata Kasianto.
Menurut dia, kondisi jembatan utama sebenarnya sudah lama dikeluhkan warga. Usianya diperkirakan mencapai 35 tahun dan belum pernah dilakukan perbaikan besar.
Padahal, jembatan itu menjadi jalur vital bagi aktivitas ekonomi masyarakat sekitar tambak.
Sejumlah pihak sempat berencana memperbaiki jembatan tersebut secara swadaya. Namun, rencana itu urung dilakukan karena mendapat larangan dari pihak berwenang. (erna)