Ponorogo, korannasional.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo menghimpun ada 12 bencana terjadi di Bumi Reog saat memasuki musim hujan.
“12 bencana terjadi mulai 21 Oktober hingga 29 Oktober kemarin,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo, Masun, Kamis (30/10/2025).
Dia menjelaskan bahwa BMKG sudah memprediksi bahwa didasarian kedua Oktober tanggal 21 sampai 30 Oktober terjadi hujan lebat. Dan dampaknya tercatat 12 kali laporan bencana mulai 21 Oktober sampai 29 Oktober.
“Laporan masuk terakhir adalah longsor di Baosan Kidul Kecamatan Ngrayun dan Cuaca Ekstrem di Kecamatan Sampung,” katanya.
12 bencana itu, 8 longsor dan 4 bencana karena cuaca ekstrem. 8 longsor itu menurut Masun rata-rata menimpa rumah belakang, dapur, kandang dan beberapa ada yang mengenai kamar.
“Akan tetapi tidak ada korban jiwa,” sambung mantan Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) ini kepada Tribunjatim Network.
Selain itu ada longsor juga menerjang talud di Kecamatan Sawoo yang ambrol. Longsor terjadi di Desa Tempuran Kecamatan Sawoo, Wagir Kidul Kecamatan Pulung, Wonodadi Kecamatan Ngrayun, Desa Pupus Kecamatan Ngebel, Wagir Lor Kecamatan Ngebel dan Baosan Kidul Kecamatan Ngrayun.
Sedangkan cuaca ekstrem menyebabkan rumah disambar petir di Desa Karangan Kecamatan Balong dan Desa Kutu Wetan Kecamatan Jetis.
Kemudian cuaca esktrem juga terjadi di Sambirejo Kecamatan Balong, Sempu Kecamatan Ngebel.
“Musim awal penghujan ada cuaca ekstrem. Diikuti dengan angin kencang. Hujan begitu lebat dan mudah sekali longsor, karena awalnya kan kering,” tegasnya.
Masun mengimbau bagi warga yang mempunyai pohon tinggi untuk hati-hati. Disarankan untuk ditebang. Jika rindang juga dirapikan.
“Bangunan reklame sudah keropos diperbaiki atau copot biar tidak menimbulkan korban jiwa. 2024 lalu satu korban tertimpa pohon di Kecamatan Bungkal,” urainya.
Pun hati-hati ketika cuaca tiba-tiba hujan. Misal niat berteduh, diusahakan tidak di bawah pohon yang rindang.
Untuk wilayah lereng juga hati-hati. Lantaran dari kemarau yang kering, drainase terhambat meresep tanah dan menjadikan gembur akibatnya longsor.
“Beberapa daerah sudah dipetakan rawan longsor itu di Kecamatan Ngebel sudah kan di Desa Pupus. Lanjut di Kecamatan Pulung, Sawoo dan Ngrayun,” tambahnya.
Masun mengklaim bahwa BPBD selalu mewarning masyarakat untuk lebih waspada.
“Apalagi seperti saat inu, masuk hidrometeorologi. Kami menggiatkan desta di wilayah rawan longsor seperti di Bekiring, Sriti,” pungkasnya.