Notification

×

Tag Terpopuler

Kisah Heroik Dokter Aaron, Bertaruh Nyawa Demi Evakuasi Korban Musala Ponpes Al Khoziny: Siap Mati

Jumat, 03 Oktober 2025 | Oktober 03, 2025 WIB Last Updated 2025-10-04T03:09:37Z

Surabaya, korannasional.id - Peristiwa Senin (29/9/2025) malam, nampaknya akan menjadi cerita tak terlupakan bagi dr Aaron Franklyn Suaduon Simatupang. 

Saat itu, Dokter dari TNI ini tak ada ketakutan sedikitpun untuk merayap masuk ke celah puing reruntuhan bangunan demi menyelamatkan NA, santri yang tertimpa ambruknya Musala di Pondok Pesantren Al Khoziny.

NA ada dalam posisi sulit. Tangannya tertindih bongkahan beton Musala yang ambruk. Evakuasi NA dihadapkan pada dua pilihan.

Yakni, menunggu beton diangkat dengan resiko korban semakin banyak kehilangan darah. Karena tentu saja, membutuhkan waktu lama. Lalu pilihan kedua, adalah amputasi di lokasi. Dari berbagai pertimbangan dan diskusi tim, maka opsi amputasi diambil. 

Sebab, opsi pertama dinilai terlalu beresiko. Dokter Aaron mengambil resiko melakukan amputasi darurat di lokasi yang sebenarnya juga membahayakan dirinya. 

"Pikiran saya, sudah siap mati sama pasien kalau bangunan itu runtuh. Karena itu sangat berbahaya, salah gerak sedikit ambruk," kata Dokter Aaron kepada awak media di RSUD Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025) malam. 

Ada banyak tim yang turun saat itu. Namun karena sulitnya Medan, maka mereka berbagi pos. Dokter Aaron di bawah supervisi Dokter Larona Hydravianto Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSUD Notopuro Sidoarjo, memutuskan untuk menyelamatkan korban yang terancam kehilangan banyak darah lantaran siku lengan kiri sudah tertindih habis oleh beton bangunan.

Dalam ceritanya, Dokter Aaron masih ingat betul bahwa medan saat itu sangat sulit. Karena harus merayap ke dalam. Ukurannya hanya sekitar 50 cm. Padahal ia tengah berpacu dengan waktu.

Sesampainya di dalam, Dokter Aaron masih sempat berkomunikasi dengan korban. Santri yang menjadi korban reruntuhan ini, memang terus minta tolong. 

Tentu tindakan amputasi tidak langsung dilakukan begitu saja, setelah memastikan kondisi pasien Dokter Aaron lantas keluar untuk kembali berdiskusi dengan tim yang terdiri dari tim dokter senior. Persiapan matang menjadi pertimbangan utama. Setelah dirasa memungkinkan, maka tindakan dilakukan. 

Prosesnya sekitar 10 menit. Dokter Aaron bersyukur pasien berhasil dievakuasi, distabilisasi dan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. "Kita bawa keluar itu less tidak banyak yang darah yang keluar," jelasnya. (Rani)


×
Berita Terbaru Update