Tulungagung, korannasional.id - Longsor menyebabkan jalan utama Desa Nyawangan dan Picisan, Kecamatan Sendang, Tulungagung, Jawa Timur, putus.
Longsor berada di titik selepas kantor desa ke arah Desa Picisan, Kecamatan Sendang. Akses utama antara kedua desa di Kecamatan Sendang ini pun tidak bisa dilalui mobil.
Longsor yang terjadi pada Sabtu (1/11/2025) sekitar pukul 19.00 WIB membawa beton badan jalan jatuh ke lembah yang ada di sisi selatan jalan.
Bagian beton jalan yang putus sekitar 50 meter, namun kerusakan yang disebabkan longsor ini memanjang lebih dari 100 meter.
Tanah di bawah beton ada jalan juga amblas sehingga ada celah antara beton dan tanah di bawahnya. Warga khawatir jika terjadi hujan lagi, celah ini akan kemasukan air dan terjadi longsor susulan yang lebih panjang.
Salah satu warga, Poniran (55), mengatakan, sebelum longsor, terjadi hujan lebat sejak Sabtu siang.
“Hujannya sangat deras, seperti tidak ada jeda. Malam sudah ada tanda-tanda longsor,” ucapnya.
Awalnya ada tanggul jalan yang longsor sedikit, kemudian bertambah lebar. Saat itu sejumlah warga inisiatif menjaga jalan agar tidak ada kendaraan yang melintas.
Menjelang pukul 19.00 WIB, setengah tanah tanggul jalan sudah longsor namun beton badan jalan masih tersambung.
“Waktu itu ada truk dari arah barat mau ke Desa Picisan. Sudah diadang warga, tapi dia nekat lewat,” ujar Poniran.
Truk nekat melintas di atas beton jalan yang setengahnya sudah kehilangan tanah penyangga. Tidak berselang lama setelah truk melintas, longsor besar terjadi.
Seluruh beton badan jalan putus total, jatuh ke lembah di sebelahnya.
“Untungnya waktu itu tidak ada warga yang melintas. Setelah longsor langsung ditutup total sama warga,” jelas Poniran.
Untuk mencegah longsor susulan yang memanjang memakan badan jalan ke arah timur, Poniran membuat tanggul dari campuran semen dan pasir.
Tanggul ini bertujuan mencegah air masuk di retakan antara beton jalan dan tanah di bawahnya.
Poniran juga mengarahkan arah aliran air jika turun hujan ke titik yang lebih aman. Poniran melakukan itu, karena di samping titik retakan adalah kandang sapi dan kambing miliknya.
Karena khawatir, ia sudah mengungsikan 8 ekor kambing miliknya ke kandang milik kerabat.
Sedangkan 4 ekor sapi miliknya masih di kandang dan baru akan dipindah jika situasi dianggap berbahaya.
“Kalau longsor lagi, kandang saya pasti kena. Siap-siap diungsikan semua,” katanya.
Akibat jalan utama yang putus ini, mobil tidak bisa lewat karena tidak ada jalan lain.
Sementara untuk sepeda motor bisa melintas di pekarangan rumah warga. Masih menurut Poniran, di titik longsor ini sebenarnya tidak ada saluran airnya.
“Saluran air ada di sebelahnya agak ke barat, itu malah aman. Tapi anehnya yang longsor malah titik yang tidak dilewati air,” tambahnya.
Warga menduga, ada pipa saluran air yang pecah di dalam tanah. Hal ini dikuatkan adanya sejumlah pipa yang tertanam di tepi jalan sebelah utara.
Diperkirakan salah satunya ada yang pecah sehingga terjadi akumulasi air di bawah tanah.
Akumulasi air ini yang kemudian menurunkan kekuatan tanah di bawah beton jalan, hingga terjadi longsor.